My_fri3nd's

My_fri3nd's

dUA_kelinc!

dUA_kelinc!
jangan pernah merasa menjadi orang gagal selamanya., ka'na hanya dalam gelapnya malam Qta dpat melihat bintang yang terang dan indah.

About Me

Foto saya
Hidup hanya untuk kebahagian orang yang Qt sayang dan isak tangis untuk keprihatinan...dan masa depan yang ingin Qt capai menjadi cambuk untuk tetap terus berjalan bersama kasih sayank dari orang di sekitar Qt.

Kamis, 02 April 2009

Rahasia Terbang Kupu-kupu malam



Kupu-kupu dan ngengat sama-sama ordo Lepidotera atau serangga bersayap sisik. Namun yang membedakannya, kupu-kupu suka terbang siang hari di saat cahaya melimpah sedangkan ngengat suka terbang malam. Terbang di malam hari tanpa cahaya, ngengat alias ’kupu-kupu malam’ punya rahasia di balik kemampuannya itu.
Misteri kemampuan terbang si kupu-kupu malam telah mengemuka sejak lama. Karena keluar di malam hari yang minim cahaya, ngengat mungkin tidak bergantung pada cahaya untuk menghindari benda-benda di sekitarnya. Lalu bagaimana? Nah, untuk mengetahuinya, Dr, Sanjay Sane, biolog dari Universitas Washington, Seattle, AS mempelajari ngengat elang (Manduca sexta). "Makhluk terbang butuh informasi di mana posisinya dan saat cahaya tidak ada sehingga sulit melihat ia akan memanfaatkan sistem sensor mekanik," ungkap Sane. Untuk memastikannya, ia mengamati apa yang terjadi jika antena ngengat dipotong. Ternyata benar, antena sangat berguna untuk membantu terbang ngengat karena saat diambil arah terbangnya menjadi tak karuan, menabrak dinding, terbang mundur, atau menghunjam ke tanah. Tapi begitu antenanya disambung kembali, kemampuan terbangnya kembali normal. Selanjutnya, Sane yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Science edisi terbaru, juga menemukan bahwa rahasianya terletak pada struktur yang disebut organ Johnston di pangkal antena. Dengan mendeteksi getaran dari antena yang berada pada posisi tetap terhadap tubuh ngengat, organ Johnston dapat mengetahui kapan dan ke mana arah terbangnya. Cara kerja ini mirip dengan sensor giroskop pada satelit atau pesawat yang menggunakan titik referensi tertentu saat terbang. Kemampuan ini mungkin juga dipakai hewan terbang lainnya yang memiliki anatomi mirip, misalnya kupu-kupu atau bahkan burung hantu. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa serangga bersayap ganda seperti lalat atau nyamuk juga menggunakan sesor pengendali terbang mirip giroskop yang berada di sayap belakangnya. Lebih jauh, Sane juga berharap, rahasia ini bisa dipakai untuk membuat robot terbang yang lebih handal dengan meniru konsep serangga. Sumber : Kompas

0 komentar:

Posting Komentar